Menilik Sejarah: Perbedaan Orde Usang Dan Orde Baru

Perbedaan Orde Lama dan Orde Baru - Sejarah politik Indonesia begitu panjang, mulai dari zaman kemerdekaan hingga sekarang. Segala hiruk pikuk dan banyak sekali insiden penting terjadi. Kita mengenal istilah orde usang dan orde baru, lantas apa perbedaan orde usang dan orde baru? Ada begitu banyak perbedaan politik dari kedua masa tersebut. Tapi sebelum membahas lebih lanjut, pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud orde usang dan orde baru. Orde usang merupakan sebuah sebutan bagi Indonesia pada masa kepemimpinan Soekarno. Sedangkan orde gres yaitu sebutan bagi Indonesia pada masa kepemimpinan Soeharto. Pergantian masa tersebut diwarnai banyak sekali intrik politik yang kemudian melahirkan sederet perjalanan dan perbedaan keduanya. 
 Sejarah politik Indonesia begitu panjang Menilik Sejarah: Perbedaan Orde Lama dan Orde Baru

Menilik kembali sejarah usang Indonesia yang seharusnya diketahui oleh generasi muda bangsa ini. Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai beberapa perbedaan orde usang dan orde baru, ketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan orde usang dan orde baru. Orde usang berlangsung semenjak tahun 1945 hingga 1968. Kemudian dilanjutkan hingga 32 tahun oleh Soeharto hingga tahun 1998 Soeharto lengser, itulah orde baru. Orde usang merupakan masa tersulit alasannya yaitu Indonesia gres merdeka, tantangan bagi pemimpin bangsa tidak hanya sekedar mempertahankan kedaulatan, juga bagaimana mengupayakan kesejahteraan rakyat yang merupakan harapan bangsa Indonesia. Berikut ini perbedaan keduanya:

1. Orde Lama
Pada masa orde lama, kesadaran politik masyarakat masih begitu rendah. Awal kemerdekaan diwarnai oleh banyak sekali paham atau ideology yang masuk ke dalam ruang gerak politik nasional yang mencoba mendapat kawasan di hati masyarakat, menyerupai Partai Komunis Indonesia, PNI, NU-Masyumi, dan lain-lain. Di satu sisi, kondisi ekonomi Indonesia pun begitu terpuruk, inflasi begitu tinggi yang menyebabkan daya beli masyarakat begitu rendah, harga barang dan kebutuhan melonjak drastic. Begitu banyak upaya pemerintah untuk memperbaiki keadaan sehingga pada tahun 1959 pemerintah melaksanakan devaluasi atau penurunan nilai mata uang. Hal tersebut juga tanggapan dari Dekrit Presiden pada Juli tahun 1959 yang mana segala hal diatur oleh pemerintah. 

Berbagai kebijakan dibentuk termasuk keputusan sepihak membubarkan Uni Indonesia-Belanda yang menyebabkan pengusaha-pengusaha asal Belanda menjual perusahaannya sedangkan pengusaha pribumi belum bisa mengambil alih. Alhasil, pengusaha luar negerilah yang melakukannya sehingga banyak sekali kekayaan alam Indonesia yang justru dikuasi asing. Itulah masa dimana Indonesia sedang mencari identitasnya, sehingga masuk akal saja ketika itu kondisi politik bangsa masih carut marut.

2. Orde Baru
Setelah Soekarno lengser, meski banyak perdebatan yang mempertanyakan intervensi Soeharto alam menjatuhkan Soeharto. Namun di luar itu, presiden Soekarno yaitu satria yang telah berhasil mempersatukan nusantara. Sementara itu, Soeharto tetap pribumi yang berhasil menduduki dingklik kepresidenan dan hanya menginginkan Indonesia sejahtera. Pada masa orde baru, PKI resmi dibubarkan. Soeharto melarang segala bentuk komunisme. Inilah pula yang menjadi pembeda pemikiran Soekarno dan Soeharto. 

Jika Soekarno berpikir untuk merangkul kelompok Komunis selama mereka tidak melaksanakan hal yang menyimpang untuk persatuan Indonesia, berbeda dengan Soeharto. Hal ini pula lah yang menjadi boomerang hingga kesannya Soekarno jatuh. Pada masa awal orde baru, kondisi politik Indonesia belum begitu baik. Namun seiring berjalannya waktu, pemerintahan Soeharto menjalankan kebijakan REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun), pembangunan infrastruktur terjadi secara besar-besaran. Sayangnya hal tersebut dilakukan dengan melaksanakan eksploitasi besar-besaran terhadap Sumber Daya Alam Indonesia tanpa pembangunan yang merata. Selain itu pula, banyak terjadi korupsi, kongkalikong dan nepotisme pada hampir kebanyakan sector di pemerintahan.

Sekian pembahasan mengenai perbedaan orde usang dan orde baru. Apapun yang terjadi pada masa lalu, selalu akan terjadi konkret dan negative. Setiap masa kepemimpinan tolong-menolong hanya menginginkan perbaikan untuk Indonesia dengan perbedaan kebijakan. Meski ketika berjalan, selalu ada banyak hal yang tak terduga terjadi, diluar kendali menyerupai KKN pada masa orde baru. Namun satu hal yang harus disadari oleh generasi muda bangsa ini, jadikan sejarah sebagai pembelajaran hidup supaya kelak jikalau datang saatnya memimpin bangsa, Anda bisa menjadi pemimpin yang baik dan bisa mewujudkan harapan seluruh bangsa. Semoga artikel ini sanggup menambah wawasan Anda.

0 komentar